Pertambahan
Penduduk Vs Kualitas Lingkungan Hidup
Pertambahan jumlah penduduk merupakan fenomena yang
umum terjadi pada setiap wilayah, baik lingkup kota, provinsi, maupun negara.
Hal tersebut sudah sangat tak asing jika pandangan kita tersudut pada nusantara
ini. Indonesia berada pada peringkat keempat yang penduduknya terbanyak di
dunia (2010). Jumlah penduduk bertambah 32.508.868 penduduk dari sensus
2010-2005 berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Tak
dapat dipungkiri lagi bahwa terjadi kenaikan jumlah penduduk di Indonesia tiap
tahunnya. Pertambahan penduduk ini di sebabkan oleh faktor-faktor tertentu seperti ; fertilitas (kelahiran), moralitas
(kematian), dan migrasi (perpindahan). Kenaikan penduduk tentunya memiliki
dampak terhadap berbagai aspek, salah satunya dalam aspek lingkungan hidup.
Bila merujuk pada pasal 1 butir 1 UU Lingkungan
Hidup, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dalam
penjelasannya, lingkungan hidup merupakan sistem yang meliputi lingkungan alam
hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang mempengaruhi kelangsungan
perilaku kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kelangsungan lingkungan hidup erat kaitannya dengan aktivitas manusia. Untuk
menciptakan kehidupan dan lingkungan yang seimbang sangat tergantung dari kegiatan
manusia. Sedangkan kegiatan manusia sangat dipengaruhi oleh kesadaran manusia
itu sendiri dalam mengelola dan membina lingkungan.
Besarnya pengaruh kepadatan penduduk dengan
lingkungan hidup ditunjukkan dengan bagaimana manusia berperilaku dengan lingkungannya
sendiri. Jika para penghuni lingkungan ini tidak menjunjung tinggi etika
lingkungan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, maka beragam permasalahan
lingkungan akan timbul secara bertahap, dimulai dari penebangan liar; kebakaran
hutan; menurunnya kuantitas flora dan fauna lokal; meningkatnya polusi udara
yang menyebabkan sulitnya mendapatkan udara bersih; pencemaran lingkungan;
banjir; semakin maraknya penambangan liar; tanah longsor; hingga kenaikan suhu
global karena semakin banyaknya pembangunan jalan, rumah, maupun gedung-gedung
bertingkat.
Jika menilik ke dalam nusantara ini, semua
permasalahan di atas sudah dan sedang terjadi di Indonesia. Menurut data
satelit yang dihimpun sejak Desember 1978, suhu global rata-rata meningkat 0.14
derajat Celcius per dekade hingga tahun 2011. Kenaikan suhu global tersebut
sangat menggambarkan betapa turunnya kualitas lingkungan hidup di
Indonesia.Penurunan kualitas lingkungan hidup di Indonesia sangat dipengaruhi
oleh faktor fertilitas dan migrasi yang dimana menjadikan bertambahnya penduduk
Indonesia. Semakin banyak penduduk yang bertingkah semaunya terhadap lingkungan
tempat tinggalnya, contoh kecilnya adalah buang sampah tidak pada tempatnya dan
contoh kompleksnya adalah penggantian lahan hijau menjadi area pembangunan.
Ujung dari semua ledakan penduduk adalah kerusakan lingkungan dengan segala
dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang
ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi
bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat
persoalan terkait dengan manusia dan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan
hidup baik diakibatkan oleh unsur alam maupun unsur manusia belum secara
optimal tertanggulangi, seperti penyelewengan terhadap dana reboisasi hutan,
ketidak pedulian perusahaan indutri dalam menggulangi limbah industri dan
kurangnya pengawasan pemerintah terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam.
Kepadatan penduduk dengan kecepatan pertumbuhannya dapat menekan sumber daya
alam, eksploitasi lingkungan semakin tinggi.
Tidak cukup jika hanya mengandalkan tumbuhnya
kesadaran pada masyarakat dengan sendirinya. Dibutuhkan sebuah tindakan untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar mampu mempedulikan lingkungan hidup
sekitarnya juga untuk mengurangi lonjakan kepadatan penduduk. Tindakan-tindakan
tersebut diantaranya dari hal-hal yang kecil dengan memperbanyak tempat sampah
untuk menghindari banyaknya sampah yang berserakan, mencanangkan program
penghijauan, menyelamatkan fauna yang terancam kehilangan tempat tinggalnya
dengan membawanya ke margasatwa, penggunaan bahan bakar dengan intensitas
polusi yang kecil, diperbanyaknya gorong-gorong di sisi-sisi jalan sebagai
jalur aliran air agar tidak menggenang, dan hal yang terpenting adalah
penanaman rasa peduli dalam diri masing-masing bahwa tegakkah kita yang
membiarkan generasi selanjutnya hidup dalam lingkungan yang rusak? Tindakan
keras atapun ketidakpedulian kita terhadap bumi mungkin akan berbalik kita
rasakan di masa mendatang .